membiarkan pikirku menari sesukanya

Minggu lalu gw membeli majalah marketing yang emang udah jadi langganan. Di salah satu halamannya terpampang ‘Indonesia Brand Champion Award 2013’ survei ini didapatkan dari 600 responden random. Hasil yang ingin gw bahas ditulisan kali ini adalah Most Recommended Hospital in Bandung..

Sebagai mahasiswa fakultas kesehatan yang pernah jadi koas (sebangsa PKL, alias Praktek Kerja Lapangan untuk mendapatkan gelar dokter atau dokter gigi) di salah satu Rumah Sakit (RS) yang disebutkan pada hasil survei tersebut, gw tertarik dengan hasilnya. Juara pertama untuk kategori ini adalah sebuah RS swasta di daerah dago, sebut saja Boromeus (emang entu namanya), sedangkan juara kedua adalah RS pemerintah terbesar se Jawa Barat yang kayaknya hampir seluruh Jawa Barat mengirim kasus berat yang tidak bisa ditangani ke RS ini.

Awalnya pas baca hasil survei gw shock, seperti yang tadi sudah disebutkan, semua kasus di Garut, Tasik, dan lain-lainnya di Jawa Barat, konsul terakhirnya biasanya ke RS pemerintah ini, sebut saja Hasan Sadikin (emang itu namanya, woy). Karena punya kakak yang pernah koas di RS pemerintah itu, dan gw pun pernah koas di sana, kami punya simpulan bahwa dokter-dokter di sana memang hebat-hebat. Dokter hebat di bandung ngumpul di RS ini. Makanya gw heran, kenapa RS ini bisa kalah sama RS swasta tersebut. Secara jumlah pasien per harinya pasti banyakan RS pemerintah ini, dan harga RS ini pun pasti lebih ekonomis.

Dan kemarin, gw memeriksakan diri ke dokter kulit RS swasta yang memenangkan survei di majalah tersebut, dikarenakan letaknya yang dekat dengan kosan. Akhirnya terjawab, kenapa para responden lebih suka ke RS swasta tersebut (masih sebatas asumsi gw sih sebenernya, ga punya data pasti. Hehe). Asumsi gw, penyebabnya adalah sistem yang lebih mudah untuk pasien, dan pelayanan. Dari karyawan, suster, dan dokter melayani dengan ramah, dan sepertinya ada SOP (Standard Operating Procedure) untuk selalu mengucapkan ‘Semoga Cepat Sembuh’ baik itu dari karyawan apotek hingga ke dokter yang memeriksa. Sederhana dan gitu doang sih sebenernya, tapi kalau dilakukan secara komprehensif (apa banget ya bahasa gw :p) impact nya ke pasien gede.

Gw menulis ini bukan buat ngebanding-bandingin, kedua rumah sakit ini punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. RS pemerintah itu juga mengalami kesulitan karena jumlah pasien yang super banyak setiap harinya, jadi sudah kewalahan. Agak sulit untuk menerapkan hal di atas ketika berkejaran dengan waktu. Tapi, gw ingin mengambil pelajaran dari kedua contoh di atas.

Yang bisa diambil di sini adalah, kalau kita berhubungan dengan manusia, pelayanan itu penting sekali. Karena yang perlu disentuh dari manusia adalah rasa di hatinya (dangdut yaa bahasanya). Kita senang dan akan menjadi loyal kalau hati kita sudah direbut, betul begitu bukan? Hehehe.. Ini merupakan catatan penting setiap kali kita berhubungan dengan sesama manusia ^.^

Comments on: "Balada Rumah Sakit dan Rasa di Hati" (1)

  1. Mau dong hati aku disentuuuuh ~ *jijik*

    Nice share, Tha!

    Gue mau coba terapkan pas lagi jualan. Hihihihi

Leave a comment